PEMANFAATAN KEDELAI (Glycine Max) SEBAGAI PENYEDAP RASA ALAMI


PEMANFAATAN KEDELAI 
(Glycine Max) 
SEBAGAI PENYEDAP RASA
 ALAMI
                                                                                              
Karya Tulis Ilmiah     
Disusun untuk memenuhi salah satu
Persyaratan kelulusan
Oleh:
Coba Annisa Raafigustina
161710118
SMA al muslim 
Jl. Raya Setu, Kampung Bahagia, Telepon. 021-88335907 
Faksimili. 8831167 , 88362227
TAMBUN-BEKASI
2018



KARYA TULIS ILMIAH
PEMANFAATAN KEDELAI  (Glycine Max)  SEBAGAI PENYEDAP RASA ALAMI

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
COBA ANNISA RAAFIGUSTINA
161710118
Telah disetujui dan dipertahankan di depan Dewan Penguji (Penyanggah)
Pada tanggal 8 Oktober 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji
        Pembimbing        


     Najemudin, S.Si Agung Wantoro,S.Pd

Tambun,………………..2018
Kepala SMA  al muslim


Dra. Reni Nurhidayati 



MOTTO
“Hiduplah seperti ombak yang selalu menghantam
segala rintangan yang sulit”




KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
            Alhamdulillah pertama-tama puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, hidayah, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai bahan penilaian sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya tulis ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selama proses pembuatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.    Ibu Dra. Reni Nurhidayati, selaku kepala sekolah SMA al muslim yang dalam kesibukannya tetap membantu dan memberikan motivasi kepada seluruh murid untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiahnya masing-masing. 
2.    Ibu Siti Mugi Rahayu, M.Pd, selaku wakil kepala Bidang Kurikulum SMA al muslim Tambun, Bekasi. 
3.    Bapak Agung Wantoro, S.Pd, selaku pembimbing yang tetap membantu dan memberikan arahan kepada penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. 
4.    Bapak Najemudin, S.Si, selaku penyanggah yang telah memberikan dorongan serta arahan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5.    Segenap dewan guru dan karyawan SMA al muslim, yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
6.    Orang tua penulis yang senantiasa memberikan motivasi serta doa dan memberikan kasih sayang, cinta kepada penulis dengan ikhlas dan pengorbanan.
7.    Teman-teman yang juga ikut membantu dan memberikan motivasi kepada penulis.
         Akhir kata, besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan juga memiliki banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis masih membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menghasilkan Karya Tulis Ilmiah yang lebih baik di masa mendatang. 




Bekasi, … Oktober 2018
                                                                                    Penulis,



Try Annisa Raafigustina



  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………..……………………...………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN……..……………………...……………………….ii
MOTTO…….………………………………………………………………….…iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..iv
DAFTAR ISI………………………………………………………….…………vi
DAFTAR TABEL………………………………………………….…………..viii
ABSTRAK…………………………………………………………….……….ix
BAB I PENDAHULUAN         
A.   Latar Belakang …………………………………………………1
B.   Perumusan Masalah …………………………………………..2
C.  Tujuan Penelitian ………………………………………………2
D.  Manfaat Penelitian ……………………………………………..2

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.   Kajian Pustaka ………………………………………………….3 
B.   Hipotesis ………………………………………………………...9 

BAB III KAJIAN PUSTAKA
A.   Jenis Penelitian ………………………………………………..10
B.   Definisi Operasional …………………………………………..10 
C.  Populasi dan Sampel …………………………………………10
D.  Instrumen dan Bahan Penelitian …………………………….10
E.   Cara Penelitian ………………………………………………..11
F.   Tempat dan Waktu …………………………………….………11
G.  Analisis Hasil …………………………………………………..11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.   Hasil Penelitian ……………………………………………….12
B.   Pembahasan ………………………………………………….13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.   Kesimpulan ……………………………………………………15
B.   Saran …………………………………………………………..15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………..…...………………….16
LAMPIRAN…………………………………………………………………......17
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………...21



                                                    DAFTAR TABEL


Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi Kacang Kedelai………....................……......7
Tabel 4.1 Hasil Uji Organoleptik Pemanfaatan Kedelai Sebagai Penyedap Rasa Alami dicampur Menggunakan Sup………….…………..............................……..12
Tabel 4.2 Hasil Uji Organoleptik Pemanfaatan Kedelai Sebagai Penyedap Rasa Alami dicampur Menggunakan Mie…………………………..................................13
Tabel 4.3 Hasil Rata-Rata Kedua Uji Organoleptik………………………….15


PEMANFAATAN KEDELAI (Glycine Max) SEBAGAI PENYEDAP RASA ALAMI
                                                                                

Try Annisa Raafigustina
XII IPA 2
161710118


ABSTRAK
Penyedap rasa sekarang ini di butuhkan oleh industri kecil dan menengah yang mengelola makanan. Penggunaan bahan baku penyedap rasa yang terus meningkat menyebabkan berlebihan penggunaan penyedap rasa yang dapat menimbulkan berbagai penyakit. Hal ini menyebabkan masyarakat seharusnya memiliki bahan alternatif lain yang dapat dijadikan penyedap rasa. Salah satu bahan yang dapat diolah menjadi penyedap rasa adalah kedelai. Kedelai memiliki banyak kandungan yaitu protein, karbohidrat, lemak, kalsium dan fosfor. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif bahan alami yang dapat dijadikan sebagai penyedap rasa. Karena penyedap rasa ini menggunakan kedelai maka dari kedelai sendiri mempunyai rasa yang ciri khas sehingga dapat dijadikan penyedap rasa. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, yaitu untuk mengetahui apa kegunaan dari bahan yang akan diuji cobakan pada sampel uji coba. Populasi penelitian adalah warga SMA al muslim. Sampel adalah 10 orang responden yang akan dianalisis dengan uji organoleptik berdasarkan rasa, aroma, warna, dan tekstur. Ternyata  hasil rata-rata dari dua kali uji coba dapat disimpulkan bahwa dari rasa, aroma, warna dan tekstur dapat dibuat sebagai pengganti penyedap rasa yang alami.


BAB I
PENDAHULUAN
            
A.  Latar Belakang 
Selama ini kita mengenal banyak penyedap untuk makanan salah satunya adalah Monosodium Glutamat (MSG). MSG adalah penyedap rasa buatan, penyedap rasa buatan ini sangatlah mudah dicari dan digunakan, karena sudah banyak yang terjual di toko manapun. Sehingga banyak orang yang mengonsumsinya dengan secara berlebihan. Apabila sudah terbiasa mengonsumsinya maka menimbulkan bahaya bagi konsumen terutama bagi kesehatan tubuhnya, sehingga muncul berbagai jenis penyakit seperti alzheimer, kanker, gangguan jantung, atau kerusakan organ tubuh lainnya, sampai menimbulkan kematian. Perlu adanya alternatif lain untuk memakai penyedap rasa alami dengan menggunakan bahan yang sehat, yaitu kacang kedelai. 
Kedelai (Glycine max)atau dikenal gadelei termasuk jenis tanaman kacang - kacangan yang memiliki berbagai nutrisi atau gizi yang tinggi bagi kesehatan tubuh kita. Kacang kedelai mengandung senyawa isoflavon berfungsi melakukan regulasi untuk menghambat pertumbuhan kanker terutama kanker prostat. Kacang kedelai juga memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga dapat diolah menjadi produk olahan yaitu penyedap rasa alami. 
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Kedelai (Glycine max)Sebagai Penyedap Rasa Alami”. Diharapkan kedelai dapat menggantikan MSG sebagai penyedap rasa alami agar dapat mengurangi risiko berbagai jenis penyakit.
B.  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat di  rumuskan suatu permasalahan, yaitu : 
Apakah kedelai dapat digunakan untuk pembuatan penyedap rasa alami? 
C.  Tujuan Penelitian 
Penulisan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kedelai dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan penyedap rasa alami.
D.  Manfaat Penelitian
Mengetahui pemanfaatan kacang kedelai sebagai salah satu makanan tambahan yang terjangkau serta bergizi tinggi. 
                                    

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A.  KAJIAN PUSTAKA 
1.  Kacang Kedelai
            Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merril.
           Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut 
Kingdom                         :  Plantae
Subkingdom                    Tracheobionta
Super Divisi                      Spermatophyta
Divisi                                 Magnoliophyta
Kelas                                Magnoliopsida
Sub Kelas                        Rosidae       
Ordo                                 Fabales       
Famili                               Fabaceae
Genus                              Glycine
Spesies                            Glycine max (L.) Merr [1]

Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat. Kedelai merupakan jenis kacang - kacangan. Hampir setiap hari sebagian besar masyarakat mengkonsumsi makanan olahan berbasis kedelai, misalnya tempe, tahu, dan susu kedelai.Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.
Biji kedelai tersusun atas tiga komponen utama, yaitu kulit biji, daging (kotiledon), dan hipokotil. Alasan pemilihan kedelai sebagai bahan pangan adalah kandungan protein serta kandungan gizi lainnya yang tinggi. Selain itu juga merupakan sumber lemak, vitamin, dan mineral.[2]
         
Kedelai termasuk bahan pangan yang sangat popular di kalangan masyarakat. Merupakan tanaman semusim, berupa semak rendah, tumbuh tegak, berdaun lumbut, dengan beragam morfologi. Tinggi tanaman berkisar antara 10 – 200 cm. Dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung kultivar dan komponen utamanya yaitu akar, daun, batang, bunga, polong dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal. Perakaran terdiri atas akar lembaga (ridicula), akar tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateris)berupa akar rambut. Kacang kedelai termasuk dikotil karena bijinya berkeping dua dan memiliki akar tunggang. Daun dari tumbuhan kedelai juga menjari, yang merupakan ciri – ciri tumbuhan dikotil.[3]
Kedelai merupakan salah satu tanaman C3 yang berarti tidak banyak membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan tanaman tersebut dan peka terhadap pencahayaan. Tanaman C3 merupakan tanaman yang memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih rendah sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon sebanyak 3 buah dalam menambat carbon dioksida (CO2) dalam melangsungkan fotosintesis. Untuk tanaman kedelai tidak perlu diadakan naungan karena salah satu tanaman C3 sehingga tanaman kedelai lebih efektif pada suhu antara 23-27%˚C dan ketinggian antara 0,5-500 m dari permukaan laut. (Salisburi dan Ross, 1995) .
Untuk pembuatan produk olahan kedelai yang bermutu diperlukan beberapa bahan pokok dan bahan pendukung. Untuk bahan pokok atau bahan baku perlu diperhatikan jenis kedelai, yang dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu kedelai kuning, kedelai hijau, kedelai hitam, dan kedelai cokelat. Jenis-jenis kedelai tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut 
1.    Kedelai putih, adalah kedelai yang bijinya berwarna kuning, atau putih atau juga hijau apabila dipotong melintang memperlihatkan warna kuning pada irisan kepingnya. Kedelai inilah yang biasanya dijadikan susu atau bubuk kedelai,
2.    Kedelai hijau, adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hijau yang apabila dipotong melintang memperlihatkan warna hijau pada irisan kepingnya.
3.    Kedelai hitam, adalah kedelai yang bijinya berwarna hitam. Kedelai inilah yang biasanya dijadikan kecap,



4.    Kedelai cokelat, adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna cokelat. Kedelai merupakan sumber protein nabati yang efisien, dalam arti bahwa untuk memperoleh jumlah protein yang cukup diperlukan kedelai dalam jumlah yang kecil.[4]
Komposisi gizi kedelai bervariasi tergantung varietas yang dikembangkan dan juga warna kulit maupun kotiledonnya. Kandungan protein dalam kedelai kuning bervariasi antara 31-48% sedangkan kandungan lemaknya bervariasi antara 11-21%. Antosianin kulit kedelai mampu menghambat oksidasi LDL kolesterol yang merupakan awal terbentuknya plak dalam pembuluh darah yang akan memicu berkembangnya penyakit tekanan darah tinggi dan berkembangnya penyakit jantung koroner. 
Nilai protein kedelai jika difermentasi dan dimasak akan memiliki mutu yang lebih baik, biji kedelai tidak dapat dimakan langsung karena mengandung tripsin inhibitor dan melalui proses pemasakan tripsine inhibitor dapat dinetralkan. (Cahyadi, 2007).





Tabel 2.1
Kandungan gizi kacang kedelai[5]

No

Unsur Gizi
Kadar/100 g bahan
1
Energi
442 kal
2
Air
7,5 g
3
Protein
34,9 g
4
Lemak
38,1 g
5
Karbohidrat
34,8 g
6
Mineral
4,7 g
7
Kalsium
227 mg
8
Fosfor
585 mg
9
Zat besi
8 mg
10
Vitamin A
33 mg
11
Vitamin B
1,07 mg

Sebenarnya potensi penggunaannya sangat luas untuk menghasilkan produk baru. Sehingga pembuatan berbagai produk olahan pangan seperti,tahu,tempe,kecap,susu,penyedap rasa alami dan lain-lain. 


2.    Penyedap Rasa
Penyedap rasa pada makanan adalah zat yang ditambahkan dan dicampurkan dalam pengolahan makanan untuk meningkatkan cita rasa, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain. Bahan penyedap bukan hanya merupakan suatu zat melainkan suatu komponen tertentu yang mempunyai sifat yang khas. Bahan penyedap adalah zat atau komponen yang dapat memberikan rasa atau aroma tertentu pada bahan makanan. Oleh karena itu, penyedap dapat dipindahkan ke komponen seperti pada makanan.
Penggunaan penyedap bertujuan untuk meningkatkan cita rasa makanan, mengembalikan cita rasa makanan yang mungkin hilang waktu pemrosesan, memberi cita rasa tertentu kepada makanan yang tidak mempunyainya. Beberapa fungsi bahan penyedap dalam bahan makanan adalah bersifat memperbaiki, membuat lebih bernilai atau lebih diterima dan lebih menarik.[6]
                  Suatu makanan mempunyai rasa asin, manis, asam, atau pahit dengan aroma yang khas, sehingga dapat dikatakan bahwa rasa sedap (flavor) merupakan gabungan dari perasaan yang terdapat dalam mulut termasuk mouth feelMouth feel adalah timbulnya perasaan seseorang setelah menelan suatu makanan. Bahan makanan mempunyai sifat merangsang syaraf perasa di bawah kulit muka, lidah maupun gigi sehingga menimbulkan perasa tertentu. 
Bahan penyedap rasa dibagi menjadi dua macam yaitu  
1.   Bahan penyedap alami, seperti bumbu atau herba, minyak essensial dan turunannya, penyedap sari buah, isolate penyedap, dan ekstrak tanaman atau hewan.

2.   Bahan penyedap sintesis atau buatan, seperti monosodium glutamat (MSG) yang sering disebut juga micin.[7]
                                                            
B.  Hipotesis 
                          Berdasarkan uraian diatas maka dapat dibuat hipotesis bahwa kedelai dapat dijadikan bahan baku pembuatan penyedap rasa.


[1]Loekas Soesanto, Kompendium Penyakit-penyakit Tanaman Kedelai(Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm. 37.

[2]Muh SaihuZ, “Kedelai”,diakses dari http://deskripsitanaman.blogspot.com/2010/01/tanaman-kedelai-glycine-max-l.html,pada tanggal 20 Agustus 2018 pukul 22.02

[3]Sudarminto Setyo Yuwono, “Kacang Kedelai (Glycine Max L.)”.diakses dari http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2016/01/kacang-kedelai-glycine-max-l/, pada tanggal 11 Oktober 2018 pukul 09.11
[4]Prof. Mary Astuti, FTP UGM,“Kedelai Di Tanah Air Dan Pengolahannya”, diakses darihttps://pekakekal.org/apa-bagaimana-kedelai/jenis-jenis-kedelaipada tanggal 30 Agustus 2018 pukul 23.04

[5]Dr.Ir.Heri Winarsih,MS.,Protein Kedelai dan Kecambah (Yogyakarta: Kanisius, 2010), hlm. 24.
[6]Deidarma, “Proses Pembuatan Penyedap Rasa”, diakses dari http://deidarma-akatsuki.blogspot.com/2013/11/proses-pembuatan-penyedap-rasa_2.html, pada tanggal 11 Oktober 09.37
[7]Ika Yuni, “Penyedap Rasa”, diakses dari http://ikayunianything.blogspot.com/2013/03/makalah-penyedap.htmlpada tanggal 31 Agustus 20.56



BAB III
METODE PENELITIAN


A.  Jenis Penelitian 
Metode yang digunakan dalam melakukan penelitianadalah:
 Metode eksperimental deskritif, yaitu dengan menjelaskan kelebihan dan kekurangan pada kedelai, dengan menggunakan uji organoleptik, yaitu menguji penyedap rasa dari kedelai terkait rasa, tekstur, aroma, dan warna kepada 10 responden dari kalangan guru SMA al muslim. 

B.   Definisi Operasional
1.    Variabel bebas   : Kacang kedelai
2.    Variabel terikat   : Penyedap rasa

C.   Populasi dan Sampel
1.    Populasi   Siswa dan Siswi kelas XII IPA SMA AL-Muslim
2.    Sampel    10 orang diambil dari kelas XII IPA 2 SMA AL- Muslim

D.   Instrumen dan Bahan Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
1.    Alat
a.    Oven
b.    Cobek 
c.     Blender 
d.    Saringan


2.    Bahan
a.    100 g Kacang kedelai
b.    6 gr Bawang merah
c.     6 gr Bawang putih
d.    3 sdm Garam
e.    ½sdm Gula pasir

E.    Cara Penelitian
Cara penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
1.   Disiapkan alat dan bahan
2.   Kedelai direndam menggunakan air garam selama satu hari
3.   Kedelai dijemur hingga mengering
4.   Kedelai dimasukkan kedalam oven bersamaan dengan bawang merah dan bawang putih agar sari nya ikut kering
5.   Kedelai dihaluskan secara merata
6.   Kedelai yang sudah halus dimasukkan ke dalam blender
7.   Setelah itu, hasil dari blender tersebut disaring agar lebih halus 

F.    Tempat dan Waktu

Tempat          : Kp.Rawa Julang Rt.002/001 Cikarang Barat
Waktu             : 09 September 2018

G.   Analisis Hasil
Analisis hasil penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung rata-rata hasil pengamatan terhadap 10 respoden. Jika hasil lebih dari 50% mengatakan nikmat maka dapat dikatakan bahwa, kedelai dapat digunakan sebagai bahan dasar pemanfaatan penyedap rasa alami yang layak dikonsumsi. 


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
  1. Hasil Penelitian 
Hasil uji organoleptik dengan memanfaatkan kedelai sebagai bahan dasar pembuatan penyedap rasa alami, maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.1
 Hasil uji organoleptik pemanfaatan kedelai sebagai penyedap rasa alami dicampur menggunakan sup
Responden
Rasa



1
2
3
4
Aroma



1
2
3
4
Warna



1
2
3
4
Tekstur



1
2
3
4
Responden 1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Responden 2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Responden 3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Responden 4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Responden 5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Responden 6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Responden 7
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Responden 8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Responden 9
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Responden 10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Presentase(%)
0
0
60
40
0
0
50
50
0
0
0
100
0
0
20
80
Keterangan   :           1 = tidak suka
                                    2 = kurang suka
                                    3 = suka
                                    4 = sangat suka 
Tabel 4.2 
Hasil uji organoleptik pemanfaatan kedelai sebagai penyedap rasa alami dicampur menggunakan mie
Responden
Rasa



1
2
3
4
Aroma



1
2
3
4
Warna



1
2
3
4
Tekstur



1
2
3
4
Responden 1
 -
 -
 -
 -
 -
 -
-
-
-
-
-
 -
Responden 2
 -
 -
 -
 -
 -
 -
-
-
-
-
-
 -
Responden 3
 -
 -
 -
 -
 -
 -
-
-
-
-
-
 -
Responden 4
 -
 -
 -
 -
 -
 -
-
-
-
-
-
 -
Responden 5
 -
 -
 -
 -
 -
 -
-
-
-
-
-
 -
Responden 6
 -
 -
 -
 -
 -
 -
-
-
-
-
-
 -
Responden 7
 -
 -
 -
 -
 -
 -
-
-
-
-
-
 -
Responden 8
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
Responden 9
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
Responden 10
 -
 -
 -
 
 -
 -
 
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
Presentase(%)
 -
 -
 -
100
 -
-
 10
90
 -
 -
-
100
 -
 -
 40
60
Keterangan   :           1 = tidak suka
                                     2 = kurang suka
                                     3 = suka
                                     4 = sangat suka 

B.  Pembahasan
         
         Berdasarkan hasil uji organoleptik pertama pada percobaan (Tabel 4.1) didapat bahwa hasil organoleptik penyedap rasa kedelai yang dicampur menggunakan sup kepada sepuluh responden didapatkan hasil yang suka terhadap rasa 60% responden, hal ini dikarenakan pada percobaan pertama kurang gurih menjadikan rasa dari penyedap rasa dari kedelai tidak terlalu gurih dan kurang disukai. Selanjutnya dari aroma, 50% responden menilai aroma dari penyedap rasa kedelai tidak terlalu tercium aroma yang enak. Selanjutnya dari warna, 0% responden menilai warna penyedap rasa kedelai sudah sangat suka. Dan dari tekstur, 20% responden menilai teksturnya masih kurang halus, hal ini dikarenakan saat menghaluskan kedelai nya kurang halus. Lalu responden yang sangat suka terhadap rasa 40%, aroma 50%, warna 100%, dan tekstur 80%.
         Berdasarkan hasil uji organoleptik kedua pada percobaan (Tabel 4.2) berbeda dengan percobaan kedua didapat bahwa hasil uji organoleptik penyedap rasa kedelai yang dicampur menggunakan mie kepada sepuluh orang responden didapatkan hasil yang suka terhadap rasa 0%, aroma 10%, warna 0%, dan tekstur 40%. Lalu responden yang sangat suka terhadap rasa ada 100%, hal ini dikarenakan sudah diketahui dari percobaan pertama bahwa rasa dari penyedap rasa kedelai tidak gurih sedangkan pada percobaan kedua penyedap rasa kedelai ditambahkan sedikit garamnya. Selanjutnya dari aroma, 90% responden mengatakan bahwa aroma dari penyedap rasa kedelai sudah enak untuk dimakan. Selanjutnya dari warna, 100% responden mengatakan warna dari penyedap rasa kedelai sudah menarik, hal ini dikarenakan saat mengoven kacang kedelai tidak terlalu lama menjadikan kedelai tidak terlalu gosong. Dan dari tekstur, 60% responden mengatakan tekstur dari penyedap rasa kedelai sudah halus, hal ini dikarenakan saat menghaluskan kedelai nya kurang halus. 







Tabel 4.3
                           Hasil rata – rata kedua uji organoleptik

Aspek 
1
2
3
4
Rasa
0%
0%
30%
70%
Aroma
0%
0%
25%
70%
Warna
        0%
0%
0%
100%
Tekstur
0%
0%
30%
70%
Keterangan             1 = tidak suka 
                                    2 = kurang suka
                                    3 = suka
                                    4 = sangat suka 

Hasil rata – rata = 

         Berdasarkan hasil rata – rata uji kedua organoleptik (Tabel 4.3) dapat dilihat bahwa untuk aspek dari rasa, aroma, warna, dan tekstur untuk kategori tidak suka dan kurang suka responden tidak memilih kategori tersebut, sedangkan untuk kategori suka terhadap rasa 30%, aroma 25%, warna 0%, dan tekstur 30%, selanjutnya untuk kategori sangat suka responden menilai terhadap rasa 70%, aroma 70%, warna 100%, dan tekstur 70%. Dari hasil rata – rata ini kita dapat menilai bahwa responden lebih memilih kategori sangat suka ketimbang suka saja. 
         
         Dan hasil dari penelitian yang telah dilakukan pada percobaan pertama dan kedua diatas, dapat disimpulkan kacang kedelai dapat dipakai sebagai bahan dasar penyedap rasa.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
             Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kedelai dapat digunakan sebagai penambah bahan dasar pembuatan penyedap rasa alami yang lebih bermanfaat bagi kesehatan. 

B.  Saran
1.    Perlu penelitian lebih lanjut tentang manfaat kedelai
2.    Perlu penelitian untuk menimbulkan rasa sedap pada penyedap rasa alami kedelai. 



DAFTAR PUSTAKA
Buku
Heri, Dr. Ir. WinarsihProtein Kedelai dan Kecambah.2010.Yogyakarta: Kanisius 
Soesanto, Loekas. Kompendium Penyakit-Penyakit Tanaman Kedelai. 2015. Jakarta: Bumi Aksara

Internet
Astuti, Prof. Mary. Kedelai di Tanah Air dan Pengalaman. Dalam http://pekakekal.org/apa-bagaimana-kedelai/jenis-jenis-kedelai.
Deidarma. 2013. Proses Pembuatan Penyedap Rasa. Dalam http://deidarma-akatsuki.blogspot.com/2013/11/proses-pembuatan-penyedap-rasa_2.html.
Kristayoni, Kade. Penyedap Makanan. Dalam http://www.academia.edu /12372089/PENYEDAP_MAKANAN_Penyedap_rasa.
Yuni, Ika. Penyedap Rasa. Dalam http://ikayunianything.blogspot.com /2013/03/makalah-penyedap.html.
Yuwono, Sudarminto. Setyo. 2016.  Kacang Kedelai (Glycine max L.) . Dalam  http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2016/01/kacang-kedelai-glycine-max-l/ .
Z, Muh Saihu. 2010.  Kedelai . Dalam  http://deskripsitanaman.blogspot.com /2010/01/tanaman-kedelai-glycine-max-l.html .
.


LAMPIRAN

Gambar 1. Bahan-bahan

Gambar 2. Penambahan air garam pada kedelai
Gambar 3. Proses penjemuran kedelai


Gambar 4. Kedelai dioven 


                                                                       Gambar 5. Kedelai ditumbuk

Gambar 6. Kedelai diblender

Gambar 7. Proses penyaringan 



DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Coba Annisa Raafigustina
Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 17 Agustus 2001
Jenis Kelamin : Perempuan 
Agama : Islam
Alamat : Kp. Rawa Julang Rt. 002/001 Cikarang Barat
Riwayat Hidup : 1. TK al muthmainnah
                                                   2. SDN Ganda Mekar 01
                                                   3. SMP al ma'soem
                                                   4. SMA al-muslim 








Komentar